Peyek Laron
Terlepas dari halal atau haram untuk mengkonsumsi makanan yang satu ini, peyek laron sering kita jumpai di daerah Jawa saat musim hujan tiba. Selain dibuat rempeyek, laron biasa juga dimasak menjadi bothok, sambal goreng maupun di goreng biasa untuk dikonsumsi sebagai lauk.
Laron, merupakan satu koloni dengan rayap, yaitu hewan yang gemar makan selulosa yang biasanya terdapat pada kayu maupun olahannya. Hewan ini merupakan serangga yang hidup berkelompok dan memiliki ekosistem sosial yang kuat dan khas. Menurut Prof. Dr. Syaukani, guru besar bidang entomologi (taksonomi rayap) dari Universitas Syiah Kuala di Banda Aceh menyebutkan bahwasannya terdapat banyak kelompok rayap, setidaknya ada 16 kelompok. Meski memiliki ciri-ciri yang berbeda tetapi untuk mempermudah memahaminya kelompok rayap dibagi menjadi tiga kelompok atau kasta yaitu rayap pekerja, prajurit dan swarmer atau rayap reproduksi. Nah, jenis rayap swarmer (reproduksi) inilah yang biasanya menjadi laron.
Rayap pekerja memiliki peran yang sangat kompleks yaitu memastikan ketersediaan makanan untuk koloninya, termasuk menyuapi rayap prajurit, merawat telur-telur rayap hingga memberikan nutrisi ke rayap reproduktif. Rayap ini tidak memiliki mata untuk melihat, dia mengandalkan antena dan feromon yang ada di dalam tubuhnya. Dengan adanya sinyal sentuhan dan feromon mereka bisa saling mengerti satu sama lain termasuk menemukan jalan pulang.
Rayap prajurit bertugas menjaga sarang dan rayap pekerja dari serangan predator. Ciri-ciri rayap prajurit yaitu bentuk kepala yang lebih besar, terdapat moncong seperti tanduk tetapi diujungnya terikat seperti meriam di bagian kepalanya.
Rayap swarmer atau rayap reproduksi disebut juga dengan laron. bertugas berkembangbiak atau bereproduksi agar komunitas rayap tidak punah, sebab tidak semua jenis rayap bisa bereproduksi karena bersifat mandul. Laron akan keluar dari sarangnya saat tanah menjadi lembab, dan akan melaksanakan tugas utamanya bereproduksi. Saat keluar dari sarangnya, laron akan segera menuju tempat yang ada cahaya, misalnya lampu. Hal ini dikarenakan laron membutuhkan suhu hangat dari lampu tersebut, selain itu dengan banyaknya jumlah laron yang mendekati lampu, akan memudahkan laron untuk mencari pasangannya. Pasangan laron ini akan melepaskan sayapnya untuk melalukan proses perkawinan membentuk koloni baru. Meskipun demikian dari sekian banyak laron yang terbang, hanya sekitar sepuluh persen saja yang berhasil menemukan pasangannya, selainnya mati.
Komentar
Posting Komentar