Soda Api
Selasa, 24 Desember 2024, diberitakan oleh kompas.com melalui aplikasi Instagram bahwasanya terjadi tumpahan cairan kimia di Bandung Barat. Cairan kimia itu bernama soda api. Sontak saja, netizen ramai berkomentar tentang soda api tersebut. "Katanya soda api, tapi kok tidak ada apinya?", celetuk salah satu netizen. Seketika dibalas dengan komentar netizen lain, "emang kalau soda kue apa harus ada kuenya?".
Sebenarnya apakah soda api itu?
Soda api memiliki nama lain soda kaustik yaitu bahan kimia yang memiliki rumus molekul NaOH (natrium hidroksida). Pemberian nama soda api disebabkan karena cairan ini bersifat basa kuat dan sangat reaktif, bukan karena ada kandungan "soda" dan "api".
Nama "soda" berasal dari bahasa latin "sodanum" yang berarti "abu soda". Karena NaOH pertama kali diperoleh dari abu tanaman tertentu yang mengandung soda (natrium karbonat).
Nama "api" merujuk pada sifat NaOH yang eksotermis (reaksi yang melepaskan kalor) jika bereaksi dengan air sehingga menghasilkan panas yang cukup tinggi.
Selain soda api, NaOH juga memiliki nama lain soda kaustik. Kata kaustik berasal dari bahasa Yunani "kaustikos" yang berarti membakar atau menghancurkan.
Beberapa sifat dari NaOH yaitu:
1. Basa kuat, NaOH berasa licin atau memberikan rasa licin jika disentuh. NaOH dapat digunakan untuk menetralkan asam, seperti HCl membentuk garam dan air.
2. Reaktif, NaOH mudah bereaksi dengan air, asam, dan logam menghasilkan panas dan gas.
3. Korosif, NaOH bersifat korosif artinya dapat merusak jaringan hidup dan bahan-bahan tertentu, seperti kulit, kayu, dan kertas.
Dalam industri, NaOH banyak digunakan sebagai bahan membuat kertas, sabun dan bahan kimia lainnya. Sedangkan dalam laboratorium, NaOH banyak digunakan sebagai basa kuat dalam reaksi kimia.
Tumpahan NaOH di Bandung Barat menimbulkan kerusakan pada beberapa kendaraan yang lewat, selain karena kendaraan terjatuh saat melewati cairan ini (karena sifatnya yang licin). Bagian kendaraan yang yang terbuat dari logam juga rusak akibat terkena cairan ini. Hal ini disebabkan karena sifat NaOH yang reaktif (mudah bereaksi) dan korosif (merusak).
Nampak beberapa petugas membersihkan tumpahan cairan NaOH dengan cara menyemprotkan air dalam jumlah besar menggunakan selang, hal ini dimaksudkan agar konsentrasi cairan NaOH menjadi lebih encer sehingga dapat mengurangi dampak yang lebih parah lagi.
Lalu bagaimana agar kejadian ini tidak terulang lagi?
Salah satu cara agar tidak terjadi lagi tumpahan cairan kimia di jalan raya adalah dengan membuat jalur khusus untuk kendaraan yang membawa bahan kimia. Jalur ini hanya boleh dilewati oleh kendaraan yang membawa bahan-bahan kimia, sehingga apabila terjadi tumpahan tidak memberikan dampak bagi pengguna jalan lain.
Komentar
Posting Komentar