Mengapa Terjadi Hujan Es?

Beberapa hari yang lalu, jagad maya di hebohkan dengan munculnya hujan es di daerah Surabaya. Video hujan es tersebar dari satu group whatsapp ke group whatsapp lainnya, bahkan tak jarang yang digunakan sebagai story di WhatsApp, Instagram ataupun facebook. Sebenarnya bagaimana terjadinya fenomena hujan es di Indonesia yang tidak mengenal musim dingin, tetapi hanya mengenal dua musim saja, yaitu musim hujan dan musim kemarau?

Seperti yang kita ketahui, hujan terbentuk melalui siklus air (siklus hidrologi). Adanya panas bumi maupun matahari, air di daratan maupun di lautan akan menguap ke atmosfer sehingga terjadilah perubahan wujud dari cair menjadi gas yang disebut dengan proses evaporasi, seperti pada persamaan reaksi berikut:

H2O (l) ---> H2O (g)

Uap air ini akan membentuk awan dan terbawa oleh angin hingga terkumpul di atmosfer. Semakin tinggi, suhu awan semakin dingin dan terjadilah proses kondensasi yaitu perubahan wujud air dari uap menjadi zat cair, seperti persamaan reaksi berikut:

H2O (g) ---> H2O (l)

Jika awan sudah tidak bisa menampung debit air,maka akan turun menjadi hujan (presipitasi).

Lalu, bagaimana terjadinya hujan es?

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) hujan es disebut juga dengan HAIL, yaitu presipitasi yang terdiri atas bola-bola es. Awan cumolonimbus disebut-sebut sebagai penyebab terjadinya hujan es. Cumolonimbus berasal dari kata "Cumulus"  yang artinya terakumulasi dan  "nimbus" yang artinya hujan. Awan cumolonimbus merupakan tumpukan awan tebal yang terbentuk dari awan kecil-kecil yang dibawa oleh hembusan angin. Karena semakin tebal, awan cumolonimbus akan mencapai lapisan atmosfer yang paling atas, dan pada kondisi tertentu akan mencapai kondisi jenuh. Puncak awan cumolonimbus dapat menghasilkan es. Semakin tinggi posisi awan, maka semakin tnggi juga tekanannya dan suhu menjadi lebih dingin. Kondisi ini tidak mampu mencairkan es secara sempurna pada awan cumolonimbus, sehingga turun ke bumi sebagai hujan es.

#salam literasi